- Phase 1. ASSESS : Lay The Migration Groundwork
Pada phase Assess, kita melakukan kegiatan assessmen secara menyeluruh melibatkan tim migrator, tim customer dan stake-holder, mendifinisikan goal yang ingin dicapai, mengidentifikasi infrastructure dan security yang berjalan, kemudian aplikasi-aplikasi secara mendetail termasuk dependecies-nya, membuat prioritas aplikasi mana yang akan dimigrasi ke cloud pertama kali. Detail informasi berupa IP Address, operating system, CPU, memory, disk space, storage technologies, platform, database (type and size), security, license, & penggunaan bandwidth, semua harus di data dengan tepat dan benar. Dalam hal ini Teratech menggunakan checklist form dan questionaire.
- Phase 2. PLAN : Pick Your Strategies
Pada phase Planning, pendekatan ke Migrasi Aplikasi kita terapkan, secara umum dan sering dilakukan ada 3 (tiga) hal penting yaitu :
Migrasi Aplikasi
a. Lift and Shift : Melakukan migrasi VM atau aplikasi ke Google Cloud Platform tanpa melakukan perubahan besar terhadap konfigurasi eksisting, contohnya migrasi dari MySQL Database On-premise ke Google Cloud SQL.
b. Improve and Move : Melakukan modernisasi teknologi pada saat masih di on-premises, misalkan melakukan convert Virtual Machine ke Containers. Setelah itu baru dilakukan migrasi dari Containers on-premise ke Google Cloud Kubernetes Engine (GKE).
c. Rebuild : Untuk aplikasi yang sudah sangat lama, tidak dimungkinkan untuk di migrasi ke siste baru, disini kita melakukan re-build aplikasi di infratruktur dan aplikasi langsung di Google Cloud Platform.
Migrasi Data dengan Cloud Replication
Cloud Disaster Recovery (DRaaS) : Pendekatan ini menggunakan replication-based migration, pada saat yang bersamaan anda dapat menggunakan infrastuktur yang lama, hingga proses sinkronisasi dan copy data selesai, kemudian menentukan waktu untuk cut-off.
- Phase 3. DEPLOY : Moving to the Cloud
Pada phase Deploy, tim migrator dan tim customer bekerja bersama untuk melakukan analisa sebelum migrasi dan pada saat proses migrasi, menggunakan tools untuk migrasi juga bisa dilakukan. Dan tak kalah penting memiliki scenario untuk “roll-back” ke on-premises apabila ada ketidaksesuaian dan belajar dari hal tersebut. Cloud Migration Tools biasanya dimiliki oleh partner migrator.
- Phase 4. OPTIMIZE : Consider on All ongoing Operations
Setelah proses migrasi selesai dan tengah berjalan, sangat penting untuk melakukan evaluasi, termasuk evaluasi keamaanan dan juga pemakaian, misalkan VM / Container resources berlebihan dapat dilakukan adjust/fine tuning sesuai dengan kebutuhan. Sehingga biaya / cost akan jauh lebih hemat. Pada phase ini juga dilakukan proses monitoring seperti security, performance, availability backup, disaster recovery dan biaya pemakaian.